Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan, Kedua adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putrinya itu. Utusan Adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama "Sapanyana".
Untuk memenuhi bebana
itu, Adipati Paranggaruda menugaskan
penggede kemaguhan bernama Yuyurumpung agul-agul
Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, lebih dulu Yuyurumpung berniat
melumpuhkan kewibawaan Kadipaten
Carangsoka dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di
Majasemi. Dengan bantuan uSondong Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya
namun sebelum dua pusaka itu diserahkan kepada Yuyurumpung, dapat direbut
kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam
perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan Pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung
untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal.
Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan
tugasnya untuk mencari Dalang Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak
mangalami kegagalan (berhasil dengan baik).
Pada Malam pahargyan
bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat diselenggarakan di Kadipaten
Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar
dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi
pelaminan menuju ke panggung dan seterusnya melarikan diri bersama Dalang
Sapanyana. Pahargyan perkawinan antara " Raden Jasari " dan "
Rara Rayungwulan " gagal total.
Adipati
Yudhapati merasa dipermalukan, emosi tak dapat dikendalikan
lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan
peperangan tidak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka mempimpin
prajurit Carangsoka, mengalami luka parah dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya
(adik kandung Raden Sukmayana) meneruskan peperangan. Dengan dibantu oleh
Dalang Sapanyana, dan yang menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan
prajurit Paranggaruda. Adipati
Paranggaruda, Yudhapati dan putera lelakinya gugur dalam palagan
membela kehormatan dan gengsinya.
Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan
dengan Rara Rayungwulan kemudian
diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang
dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama " Singasari ".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar