Catatan perjalanan kali ini, saya berada
di Pati, Jawa Tengah. Secara geografis kota ini terletak di dataran rendah
sehingga cukup terasa panas. Setelah puas menyantap kuliner khas Nasi Gandul dan menikmati
pemandangan Gunung Muria dengan hamparan tanah
persawahan, perjalanan saya lanjutkan dengan singgah di Sumur Gemuling di Dusun
Bantengan. Sumur ini merupakan salah satu petilasan sejarah Kabupaten Pati.
Dalam Babat Pati : Brubuh Majasemi
diriwayatkan cagar budaya ini sebagai tempat beristirahat Ki Dalang Soponyono
pada saat melarikan Dewi Ruyung Wulan (Putri dari Adipati Carangsoko). Ki
Dalang Soponyono adalah seorang dalang yang sangat terkenal pada saat itu
terutama di kawasan Kadipaten Mojosemi, Bantengan, Carangsoko, Pesantenan,
Paranggarudo dan sekitarnya, karena mampu membawakan karakter tokoh wayang
dalam cerita Mahabarata dan Ramayana yang seolah - olah cerita itu hidup.
Dalam legenda tersebut dikisahkan Ki
Dalang Soponyono melarikan Dewi Ruyung Wulan pada saat tampil diperhelatan upacara
pernikahannya dengan Raden Jasari (Putra dari Adipati Paranggarudo) karena
paksaan untuk dijodohkan. Sebenarnya Dewi Ruyung Wulan lebih tertarik dengan
sosok Ki Dalang Soponyono daripada calon suaminya, sehingga mereka berdua
mengatur strategi dengan membuat lakon cerita dalam pementasan wayang yang
mirip seperti kisah hidupnya yang tragis. Ketika tiba saatnya untuk tampil Ki
Dalang Soponyono ditemani oleh dua orang adik perempuannya dan Dewi Ruyung
Wulan sebagai waranggono. Lalu pada saat waktu yang telah ditentukan Ki dalang
Soponyono dengan kesaktiannya mematikan lampu minyak yang dipergunakan untuk
penerangan dan membawa lari Dewi Ruyung Wulan beserta kedua orang adiknya.
Kemudian pihak Kadipaten Paranggarudo-pun melakukan pengejaran yang dipimpin
oleh Patih Singopati dan Yuyu Rumpung. Dalam pelariannya ke empat orang tadi
sampailah di Dusun Bantengan, karena telah menempuh perjalanan yang cukup jauh
merasa kehausan dan kelelahan, maka mereka-pun berhenti untuk beristirahat. Dan
ditemuilah sebuah sumur di tempat tersebut, namun ketika Ki Dalang bermaksud
mengambil air dari dalam sumur untuk diminum ternyata tidak terdapat timba
(alat tradisional) untuk mengambil air dari dalam sumur. Kemudian Ki dalang
Soponyono dengan kesaktian yang dimilikinya dan atas izin Tuhan Yang Maha Esa
maka sumur itu sanggup digulingkan sehingga airnya dapat mengalir untuk
diminum.
Sulit dibayangkan sumur yang berada di
dalam perut bumi dapat digulingkan namun percaya atau tidak, itulah legenda
yang telah beredar dari mulut ke mulut dan telah turun temurun di kalangan
masyarakat sekitar Kota Pati. Saat ini kemiringan sumur tersebut tidak dapat
dilihat sebagaimana yang telah dikisahkan karena sudah ditutup untuk
menghindari hal – hal yang tidak diinginkan dan letak sumur itu dipercaya
berada dibawah pohon beringin yang tumbuh diatasnya.